Rabu, 12 Maret 2014

Kumpulan Cerita

Cerita Cinta | Pengorbananku !!

Ada seorang cowo suka sama seorang cewe. Cowo ini miskin.
Sedangkan sang cewe bekerja di toko emas. Suatu hari cowo ini nembak cewe itu, tapi cewe itu bilang " klo lo bisa beliin satu cincin berlian ditoko ini, mungkin akan gw pertimbangkan". Setiap hari cowo ini berusaha mencari uang untuk membeli cincin berlian itu, hingga suatu hari dia melihat satu boneka lucu, lalu di beli nya
utk di berikan kepada cewe itu.

Keesokkan hari nya cowo ini bertemu dgn cewe itu sambil memberikan sebuah boneka lucu.

Tapi cewe itu bilang " gw bilang cincin bukan boneka lusuh keq gini". Lalu dilempar lah boneka itu ke tengah jalan. Cowo ini bermaksud mengambil boneka itu agar tdk di lindas mobil, tp apa daya malah cowo ini yg di tabrak mobil. Cewe itu berlari mendekati
cowo ini yg telah tdk bernyawa.

Sambil memegang boneka yg setengah rusak, lalu boneka itu
mengeluarkan suara " Maukah jadi pacarku" ,ternyata itu adalah
rekaman suara cowo itu yg telah di selipkan ke boneka itu. Cewe itu lalu menemukan sebuah surat. Isi surat itu " aku tau walau aku membelikan cincin berlian itu, kamu tdk akan menerimaku. Tapi setidak nya aku tlah berusaha.

Kadang walau kita berusaha sekuat mungkin, hal itu tidak akan datang. Maafkan aku tidak bisa membelikan sebuah cincin berlian untuk mu tapi membelikan cincin yg lain utk mu, "I Love U". Tanpa sadar jatuh sebuah cincin berlian yg sangat indah dari boneka itu.

Setelah baca surat tsb, cewe itu nangis dan sadar di hati kecil nya
dia telah menerima cowo itu.

Hargailah org yg mencintaimu seblum dia pergi utk selama-lamanya. Karna kita tdk tau kapan org yg mencintai kita dan orang yg kita cintai itu pergi utk selama
lamanya !

Semoga cerita ini bisa menjadi bahan introspeksi diri bagi kita semua agar kita bisa lebih baik lagi 


->>

Cerita Misteri | Misteri Hantu Cermin !!

Di negara-negara barat (khususnya Inggris dan Amerika) ada satu cerita misteri yang berkembang di
kalangan masyarakat. Sebagai analogi, bila di negeri kita ada Jaelangkung, nah di sana ada kisah Bloody Mary.

Saat bermain "jaelangkung" kita
akan menyebut mantra, "Datang nggak dijemput, pulang nggak diantar." Sementara untuk memanggil "Bloody Mary" harus
mengucap, "Mary Worth, Mary Worth, I believe in Mary Worth" secara berulang-ulang --aturan dasar 3 kali memanggilnya, namun sebut terus berulang-ulang sampai merasakan keanehan dari dalam
cermin.

Siapakah Bloody Mary atau Mary Worth? OK, urban legend ini berawal dari kisah berikut.

Suatu ketika, hiduplah seorang gadis muda bernama Mary Worth.
Parasnya sangat cantik. Banyak pemuda yang menaksirnya.

Suatu hari Mary Worth mengalami kecelakaan sehingga wajahnya hancur, tak bisa dikenali lagi. Oleh
orang tuanya, ia tidak boleh melihat cermin agar tidak sedih karena wajahnya sudah tak ada bentuknya. Padahal saat masih "sempurna" Mary Worth sering mengagumi wajahnya di depan cermin.

Suatu malam, setelah semua orang di rumah tidur, ia sangat
penasaran bercermin. Mary pun menuju kamar yang ada cerminnya. Betapa kagetnya ia ketika melihat wajah yang hancur saat berkaca. Mary langsung menghancurkan cermin tersebut dan teriak sekeras-kerasnya.

Saat itulah ia menjadi sangat kecewa dan meratapi wajah cantiknya yang dulu. Aneh, Mary langsung berjalan ke dalam cermin dan tinggal di dalamnya. Ia akan
muncul ketika ada orang yang memanggil namanya lewat cermin...dan mengambil mata orang yang memanggilnya.

Cerita ini seolah takhayul belaka. Namun, ada beberapa laporan yang beredar soal penampakan
Mary Worth saat mencoba memanggilnya.
Perkembangan Kisah Bloody Mary Urban legend tentang Bloody Mary sudah berkembang sejak berabad-abad. Perkembangan ceritanya sangat beragam. Misalnya saja di awal abad 20 sempat beredar kartu Halloween yang menggambarkan seorang gadis berdiri di depan cermin sambil memegang lilin. Kepercayaan yang beredar saat itu adalah, gadis-gadis muda yang berdiri di depan cermin saat hari Halloween bisa
melihat calon suaminya kelak.

Versi lain dari abad ke-19, tepatnya dari buku cerita yang beredar di tahun 1883. Dikisahkan tentang seorang gadis yang berdiri di depan cermin, tiba-tiba
muncul asap hijau nan pekat dari dalam cermin, diikuti kemunculan hantu yang sudah berdiri di
belakang sang gadis.

Kisah tentang Bloody Mary semakin populer sejak tahun 1960-an
hingga akhirnya bermunculan komik dan film tentangnya. Tetapi kisah soal si Mary jadi banyak versinya. Salah satunya film "Urban
Legends: Bloody Mary" di tahun 2005 yang menceritakan kisah
sungguh jauh berbeda.

Bagaimanapun, Bloody Mary akan tetap jadi cerita yang terus "menghantui" anak-anak, apalagi
bagi mereka yang penasaran ingin bermain dengan sang hantu cermin. Nah, ada yang berani coba?

Kalo Mau coba sebaiknya anda membaca do'a ketika bercermin supaya paras anda semakin ganteng dan cantik hehehe


->>

Cerita Renungan | Empat Tanda Orang Celaka dan Bahagia

Dalam Kitab Nashaihul ‘Ibad karangan Imam Nawawi Al-Bantani disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tanda orang celaka ada empat yaitu :

-Pertama, melupakan dosa-dosa masa lalu padahal semuanya tercatat dengan rapi di sisi Allah.

-Kedua, mengenang kebaikan di masa lalu padahal belum diketahui diterima Allah atau tidak.

-Ketiga, Dalam urusan dunia selalu memandang ke yang lebih atas.

-Keempat, dalam urusan agama selalu memandang ke yang lebih rendah.

Kemudian disebutkan pula, tanda orang bahagia juga ada empat.
-Pertama, mengingat dosa-dosa yang telah lalu.

-Kedua, melupakan kebaikan yang pernah ia lakukan.

-Ketiga, dalam urusan agama senang melihat kepada orang yang lebih tinggi (dalam ibadah dan ketaatannya kepada Allah).

-Keempat, dalam urusan dunia senang melihat kepada orang yang lebih rendah (sehingga mendorongnya untuk lebih mensyukuri nikmat-Nya).”

Marilah kita merenung, di manakan kita di antara kedua tanda tersebut? Apabila memang kita lebih cenderung kepada sifat-sifat yang celaka maka tidak ada salahnya untuk mengakui. Karena pengakuan adalah langkah awal untuk memperbaiki diri.

Tanda celaka yang pertama adalah melupakan dosa-dosa yang telah lalu. Kita sebagai manusia yang seringkali lalai, bukan saja melupakan dosa yang telah lalu bahkan kita acapkali tidak menyadari bahwa apa yang kita lakukan menambah pundi dosa kita.

Atau malah kita sudah tahu bahwa yang kita lakukan adalah dosa, namun tetap saja kita melakukannya. Seakan-akan kita meremehkan balasan yang pasti akan kita terima di akhirat. Maka, mengingat dosa akan menghentikan niat buruk kita sekaligus menjadi motivator dalam menambah pundi pahala.

Tanda celaka kedua adalah mengenang kebaikan di masa lalu. Adanya perasaan ini di dalam hati manusia adalah bukti nyata tentang liciknya syaitan. Syaitan pernah berjanji untuk selalu menggoda manusia yang disebutkan Allah dalam banyak ayat, salah satunya dalam surat Al-A’rof : 17. “Kemudian saya akan datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Ketika manusia akan melakukan kebaikan, syaitan dengan berbagai caranya menggoda manusia untuk gagal melakukannya. Namun ketika manusia berhasil mengalahkan bisikan syaitan dengan tetap melakukan kebaikan, syaitan menggoda manusia dengan cara yang lain. Dibisikkanlah ke dalam hati manusia rasa bangga dengan kebaikannya. Sehingga muncullah bangga diri. Muncullah rasa lebih baik daripada orang lain. Astaghfirullahal’adzim.

Dalam hal ini, menyadari bahwa amalan kita belum tentu diterima Allah memiliki peranan penting dalam menundukkan rasa ujub dan takabbur.

Tanda celaka ketiga adalah dalam urusan dunia selalu memandang kapada yang lebih atas. Sehingga jiwa tidak tenang dan selalu merasa kurang. Yang teringat hanyalah kekurangan dan serba kekurangan. Padahal, nikmat dari Allah adalah tidak terkira. “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). QS. Ibrahim : 34.

Dan yang tanda celaka yang terakhir adalah dalam urusan ibadah selalu melihat kepada yang lebih rendah. Orang yang seperti ini akan menjadi orang sombong yang merasa telah melakukan banyak. Padahal (lagi-lagi) kita tidak tahu apakah amal kita diterima Allah atau tidak. Maka, semoga kita dapat menjauhi tanda celaka dan mengamalkan tanda bahagia.
aamiin


->>

Cerita Renungan | Kisah Domba dan Pemuda

Pada suatu masa, hiduplah seorang pemuda perantau. Dari ujung utara ke ujung selatan sudah habis dijelajahinya. Banyak pengalaman hidup yang telah diperolehnya. Banyak hal yang telah dicobanya, tak peduli itu baik ataupun buruk, hingga suatu hari ia tiba di sebuah desa yang begitu sepi. Tempat pertama yang dikunjunginya adalah padang rumput yang begitu segar.

Baru saja ia hendak duduk, seekor domba menghampirinya. Rupanya domba itu mengincar rumput segar di sebelah pemuda tersebut. Begitu melihat domba yang putih bersih itu. Terbesitlah keinginan si pemuda untuk menjadikan hewan tersebut teman seperjalanannya. Ia yang memang menyukai domba. Namun, adakah yang memiliki domba ini? Bagaimana kalau kuambil saja? Terbetik niat buruk tersebut dalam hatinya.

“Aku menginginkan dombamu itu.” Gumamnya pelan di samping sang domba.

Tanpa diduga, tiba-tiba domba itu berbicara. “Siapa kau?”

Sang pemuda pun terkejut namun segera menguasai diri. “Aku pemuda dari perantauan.” ucapnya. “Aku menginginkanmu. Bagaimana kalau kau ikut aku berkeliling dunia?”

“Tidak. Aku tidak bisa pergi tanpa seizin pemilikku. Apalagi kau orang asing bagiku.” Jawab si domba sambil terus mengunyah rumput. “Apa yang bisa kau perbuat?”

Pemuda itu menggeleng. “Entahlah. Yang jelas aku menginginkanmu, wahai domba.”

“Baiklah, kalau begitu temui pemilikku. Rumahnya ada di pelosok kota.”

“Hah, buang-buang waktu saja aku pergi ke rumahnya!” pikir si pemuda.

“Beliau di sana, aku di sini. Terlalu jauh. Ayolah, ikut aku, aku berjanji akan merawatmu. Kita akan bersenang-senang bersama.” Bujuk si pemuda.

“Hei, anak muda, aku masih haram untuk kau bawa pergi selama kau belum menemui pemilikku. Temui pemilikku dan mintalah aku dengan cara yang baik, dengan begitu aku halal untukmu.”

Pemuda itu mendengus. “Tak bisakah kau mengerti? Aku sangat menginginkanmu.”

“Jangan hanya berkata-kata saja. Temui pemilikku atau lupakan aku!” tegas sang domba. Domba betina itu pun menjauh, menuju gerombolan domba lainnya.

“Ya sudah, pergi saja sana. Masih banyak domba lain yang lebih baik.” dumel si pemuda dengan penuh rasa kesal.

Si pemuda pun melanjutkan perjalanannya. Kali ini tujuannya adalah mencari domba sejenis yang pernah diinginkannya. Sepanjang hari ia terus berjalan dan berjalan. Disusurinya desa demi desa, menyusuri kota demi kota, berharap menemukan domba yang sama. Memang banyak domba yang ditemuinya, namun tak satu pun serupa dengan domba yang dulu.

Pemuda itu duduk lemas di bawah sebuah pohon. Waktunya habis di perjalanan panjang yang tak membuahkan hasil. Seketika itu pula timbullah rasa penyesalan dirinya yang tak mau memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan domba yang dulu. Ia sungguh merasa menjadi seorang pecundang.

“Sungguh aku merasa menyesal. Mengapa dulu tak kutemui saja pemilik domba itu?” ia terus meratapi diri.

Merasa apa yang dilakukannya itu adalah sia-sia belaka, akhirnya ia memutuskan kembali ke padang rumput yang dulu. Sesampainya di sana, ia kembali bertemu dengan sang domba.

“Hei, domba, kali ini aku datang untuk menemui pemilikmu.”

Sang domba terperangah. Belum sempat ia berkata-kata, sang pemuda kembali berseru. “Aku menginginkan domba yang dulu. Maukah kau menunjukkan rumah sang pemilik padaku? Aku akan menemuinya segera.”

Tiba-tiba dari arah berlawanan, datanglah seorang pemuda lainnya yang jauh lebih gagah dan tampan. “Anak muda, kau terlambat. Domba yang kau inginkan sudah berpindah tangan. Seorang pemuda datang menemui pemiliknya. Ia bekerja untuk sang pemilik dan mendapatkan domba yang kau inginkan.”

“Siapakah pemuda itu?”

“Aku.” Jawabnya. “Aku tak akan mengizinkan kau untuk menyentuhnya sedikit pun sebab ia telah sah menjadi milikku dan tak akan kuberikan pada siapa pun.”

Pemuda itu begitu terkejut mendengarnya. Rasa penyesalan semakin menghinggapi dirinya. Berbagai tudingan dalam hatinya mencerca dirinya. Mengapa, mengapa, mengapa?

“Jangan bertanya mengapa,” sang pemuda kedua seolah mengetahui apa yang dipikirkan si pemuda. “Itulah keputusan yang sudah kau buat. Lain kali, selagi kau punya kesempatan, manfaatkan dengan baik. Untuk mendapatkan sesuatu diperlukan pengorbanan, bukan hanya omong kosong belaka. Harus kau camkan itu.”

Sang pemuda kedua membawa domba itu pergi menjauh dari pemuda pertama.

Ikhwah fillah, apa yang dapat kita petik dari cerita di atas?

Ya, sesuai dengan yang dituturkan pemuda kedua, bahwasanya dalam menginginkan sesuatu tidak selayaknya kita hanya berucap saja. Namun, harus pula diiringi dengan perbuatan/usaha sebab itulah yang akan dinilai Allah. Jadilah pribadi yang berani, selama dalam syariatNya. Kunci dari pencapaian sesuatu adalah ikhtiar, berusaha sambil berdoa. Dengan begitu, niscaya Allah akan meridhainya. Aamiin ya Rabbal alaamiin.